Bab 2-5 Hak Istri Terhadap Suami

    Allah SWT berfiman sebagaimana tersebut dalam Surat An-Nisaa Ayat 19:

WA ‘AASYIRUUHUNNA BILMA’RUUFI

“Dan pergaulilah mereka (istri-istrimu) dengan baik.”

Yang dimaksud adalah pergaulan secara adil. Baik dalam pembagian giliran (kalau kebetulan polygami), pemberian belanja dan berkelakuan baik dalam ucapan dan tindakan.

Dalam Surat Al-Baqarah Ayat 228 diterangkan:

“Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf. Akan tetapi para suami mempunyai suatu tingkatan kelebihan daripada istrinya.”


Diriwayatkan dari Rasulullah SAW bahwa saat beliau menunaikan haji wada’, beliau bersabda,

Setelah beliau memuji Allah SWT dan menyanjung-Nya serta memberi petuah pada kaum muslimin yang hadir, beliau melanjutkan sabdanya:

“Ingatlah, berikanlah wasiat kepada para wanita secara baik, karena mereka hanyalah sebagai tawanan dihadapanmu. Sesungguhnya kalian tidak memiliki apapun dari mereka kecuali kebaikan. kecuali jika mereka itu (wanita) datang dengan membawa perbuatan buruk yang jelas. Kalau wanita melakukan perbuatan tercela, maka berpisahlah sebatas tempat tidur dan pukullah dengan pukulan yang tidak membahayakan.

Kalau istrimu mentaati maka kamu jangan mencari alasan lain untuk mengusiknya. Ingatlah sesungguhnya kamu mempunyai hak atas istri dirimu.

Diantara hak kalian atas istri-istrimu adalah melarang istrimu menggelar tikarmu terhadap orang yang tidak kamu sukai dan tidak mengijinkan istri-istrimu memasukkan orang yang tidak kamu sukai. Ingatlah, bahwa diantara hak-hak istrimu adalah memberi pakaian yang baik kepadanya dan demikian pula dalam hal makanannya.”

Rasulullah SAW Bersabda :
“Hak istri atas suami adalah memberi makan kepadanya jika ia (suami) makan, memberi pakaian kepadanya apabila ia (suami) berpakaian, dan jangan menampar wajah, jangan menjelek-jelekkan dan jangan membiarkan (memisahkannya) kecuali dalam hal tempat tidur.” (Riwayat Thamrani dari Muawiyah bin Haidah)

Rasulullah SAW Bersabda :

AYYUMAA ROJULIN TAZAWWAJA IMROATAN ‘ALAA MAAQOLLA MINALMAHRI AU KATSURO LAISYA FII NAFSIHI ANYUADDIYA HAQQOHAA KHODDA’AHAA FAMAATA WALAM YUADDI ILAIHAA HAQQOHAA LAQIYALLOHA YAUMAL QIYAMATA WAHUWA ZAARIN

“Siapapun orang laki-laki yang menikahi seorang wanita dengan maskawin yang hanya sedikit atau banyak, tetapi darinya berniat untuk tidak memenuhi hak-hak istri (yakni bermaksud menipunya) lalu lelaki itu mati hingga belum pernah memenuhi hak-hak istrinya, maka dihari kiamat kelak ia akan menghadap Allah SWT dengan menyandang predikat sebagai pezina.”

Rasulullah SAW Bersabda :

INNA MIN AKMALIL MU’MINIINA IIMAANAN AHSANUHUM KHULUQON WAALTHOFUHUM BIAHLIHII

“Sesunguhnya diantara kesempurnaan keimanan orang mukmin adalah mereka yang lebih bersikap kasih sayang (berlaku lemah lembut) terhadap istrinya.” (Riwayat Turmudzi dan Hakim dari Aisyah)

Rasulullah SAW Bersabda :

KHOIRUKUM KHOIRUKUM LIAHLIHII WA ANA KHOIRUKUM LI AHLII

“Sebaik-baik orang diantara kamu adalah mereka yang paling bagus terhadap istri-istrinya. Dan aku adalah orang yang terbaik diantaramu terhadap keluarga (istri-istri)ku.” (Riwayat Ibnu Hibban)

 

Dalam riwayat lainnya dikatakan:

“Sebaik-baik orang diantara kamu adalah mereka yang paling bagus terhadap istri-istrinya, dan aku adalah orang yang lebih bagus diantaramu terhadap istri-istriku.

Rasulullah SAW Bersabda :

MAN SHOBARO’ALA SUUI KHULUQI IMROATIHII A’THOOHU ALLAHU MINAL AJRI MITSLAMAA U’THIYA AYYUUBU ‘ALAIHISSALAAMU’ALA BALAA IHI WA MAN SHOBAROT ‘ALASUI KHULUQI ZAUJIHAA A’THOOHALLAHU MINAL AJRI MITSLATS.A.WAA BI AASIYATA IMROATA FIR’AUNA

“Barang siapa bersabar atas keburukan kelakuan istrinya maka Allah SWT akan memberi pahala kepadanya seperti pahala yang pernah diberikan Allah SWT kepada Nabi Ayyub AS atas cobaan yang diterimanya. Dan barang siapa bersabar atas keburukan kelakuan suaminya maka Allah SWT memberi pahala kepadanya seperti pahala yang pernah diberikan kepada Asiyah istri Fir’aun”

Perlu diketahui bahwa cobaan yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Ayyub AS adalah terdiri dari empat macam cobaan. Meliputi cobaan atas kebangkrutan (pailit) kekayaannya, kematian semua anak-anaknya, kerusakan pada tubuhnya dan diasingkan oleh masyarakat kecuali hanya istrinya saja yang setia menemani.

Kehancuran harta kekayaan Nabi Ayyub AS terdiri dari unta, sapi, kambing, gajah, khimar (keledai). Kekayaan lain milik Beliau adalah 500 hektar tanah persawahan, semuanya digarap oleh 500 orang, pada setiap orang mempunyai anak istri. Pengikut Beliau terdiri dari 3 golongan semua telah beriman dan masih berusia muda.

Iblis yang diberikan kekuasaan oleh Allah SWT dapat turun naik dari bumi ke langit sewaktu dikehendaki, mempunyai maksud naik ke langit. Tiba-tiba iblis mendengar para malaikat membaca Sholawat atas Nabi Ayyub AS. Saat itu juga timbullah rasa Hasud didalam hatinya. Ia berkata memohon kepada Allah SWT :

“Wahai tuhan, sekarang ini aku memang telah menyaksikan sendiri hamba-mu Ayyub sangat rajin bersyukur seraya memuji kepada-mu. Tetapi kalau engkau memberi cobaan kepadaku tentu dia tidak akan bersyukur dan tidak pula mentaatinya.”

        Allah SWT berfirman kepada iblis,


“Baik, silakan kamu merangkap. Sekarang aku beri kekuasaan kepadamu untuk mencoba Ayyub AS melalui harta kekayaannya.”

        Iblis berangkat. Ia mengumpulkan semua anak buah terdiri dari setan dan jin ia katakan kepada mereka,

“Sekarang aku telah diberi wewenang untuk mencoba Ayyub AS melalui hartanya.”

        Lebih lanjut iblis berkata lagi,

“Ifrit, sekarang kau kuberi tugas membakar tempat penggembalaan unta-unta milik Ayyub AS dan sekaligus membunuh semua unta-unta itu. Laksanakan!”

        Iblis datang menjumpai Ayyub AS, saat mana ketika itu beliau sedang melaksanakan sholat. Iblis berkata kepadanya,

“Tempat penggembalaan unta-untamu terbakar, dan seluruh unta milikmu ikut terbakar pula.”

        Apa kata Nabi Ayyub AS,

“Alhamdulillah. Allah SWT sendiri yang memberikan kekayaan itu kepadaku dan hanya dia saja yang berhak mengambil kembali.”

        Iblis tidak berhenti sampai disitu. Ia meningkat lagi pada kekayaan yang lain. Ia hancurkan semua kambing milik Nabi Ayyub As, berikut tempat penggembalaannya. Ia datang ke Nabi Ayyub As seraya memberitahukan peristiwa itu,

“Angin panas telah menghancurkan kebunnya, tidak ada yang tersisa sedikitpun.”

Kata iblis sehabis merusak semua kebun milik Nabi Ayyub AS.

        Apa kata Nabi Ayyub As,

“Alhamdulillah..” Kemudian beliau memuji Allah SWT dan menyanjung-Nya.

Rasulullah SAW Bersabda :

INNA MIN AKMALIL MU’MINIINA IIMAANAN AHSANUHUM KHULUQON WAALTHOFUHUM BIAHLIHII

“Sesunguhnya diantara kesempurnaan keimanan orang mukmin adalah mereka yang lebih bersikap kasih sayang (berlaku lemah lembut) terhadap istrinya.” (Riwayat Turmudzi dan Hakim dari Aisyah)

Rasulullah SAW Bersabda :

KHOIRUKUM KHOIRUKUM LIAHLIHII WA ANA KHOIRUKUM LI AHLII

“Sebaik-baik orang diantara kamu adalah mereka yang paling bagus terhadap istri-istrinya. Dan aku adalah orang yang terbaik diantaramu terhadap keluarga (istri-istri)ku.” (Riwayat Ibnu Hibban)


Dalam riwayat lainnya dikatakan:

“Sebaik-baik orang diantara kamu adalah mereka yang paling bagus terhadap istri-istrinya, dan aku adalah orang yang lebih bagus diantaramu terhadap istri-istriku.”


Rasulullah SAW Bersabda :

MAN SHOBARO’ALA SUUI KHULUQI IMROATIHII A’THOOHU ALLAHU MINAL AJRI MITSLAMAA U’THIYA AYYUUBU ‘ALAIHISSALAAMU’ALA BALAA IHI WA MAN SHOBAROT ‘ALASUI KHULUQI ZAUJIHAA A’THOOHALLAHU MINAL AJRI MITSLATS.A.WAA BI AASIYATA IMROATA FIR’AUNA

“Barang siapa bersabar atas keburukan kelakuan istrinya maka Allah SWT akan memberi pahala kepadanya seperti pahala yang pernah diberikan Allah SWT kepada Nabi Ayyub AS atas cobaan yang diterimanya. Dan barang siapa bersabar atas keburukan kelakuan suaminya maka Allah SWT memberi pahala kepadanya seperti pahala yang pernah diberikan kepada Asiyah istri Fir’aun”


Perlu diketahui bahwa cobaan yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Ayyub AS adalah terdiri dari empat macam cobaan. Meliputi cobaan atas kebangkrutan (pailit) kekayaannya, kematian semua anak-anaknya, kerusakan pada tubuhnya dan diasingkan oleh masyarakat kecuali hanya istrinya saja yang setia menemani.

Kehancuran harta kekayaan Nabi Ayyub AS terdiri dari unta, sapi, kambing, gajah, khimar (keledai). Kekayaan lain milik Beliau adalah 500 hektar tanah persawahan, semuanya digarap oleh 500 orang, pada setiap orang mempunyai anak istri. Pengikut Beliau terdiri dari 3 golongan semua telah beriman dan masih berusia muda.

Iblis yang diberikan kekuasaan oleh Allah SWT dapat turun naik dari bumi ke langit sewaktu dikehendaki, mempunyai maksud naik ke langit. Tiba-tiba iblis mendengar para malaikat membaca Sholawat atas Nabi Ayyub AS. Saat itu juga timbullah rasa Hasud didalam hatinya. Ia berkata memohon kepada Allah SWT :

“Wahai tuhan, sekarang ini aku memang telah menyaksikan sendiri hamba-mu Ayyub sangat rajin bersyukur seraya memuji kepada-mu. Tetapi kalau engkau memberi cobaan kepadaku tentu dia tidak akan bersyukur dan tidak pula mentaatinya.”


Allah SWT berfirman kepada iblis,

“Baik, silakan kamu merangkap. Sekarang aku beri kekuasaan kepadamu untuk mencoba Ayyub AS melalui harta kekayaannya.”


Iblis berangkat. Ia mengumpulkan semua anak buah terdiri dari setan dan jin ia katakan kepada mereka,

“Sekarang aku telah diberi wewenang untuk mencoba Ayyub AS melalui hartanya.”


Lebih lanjut iblis berkata lagi,

“Ifrit, sekarang kau kuberi tugas membakar tempat penggembalaan unta-unta milik Ayyub AS dan sekaligus membunuh semua unta-unta itu. Laksanakan!”


Iblis datang menjumpai Ayyub AS, saat mana ketika itu beliau sedang melaksanakan sholat. Iblis berkata kepadanya,

“Tempat penggembalaan unta-untamu terbakar, dan seluruh unta milikmu ikut terbakar pula.”


Apa kata Nabi Ayyub AS,

“Alhamdulillah. Allah SWT sendiri yang memberikan kekayaan itu kepadaku dan hanya dia saja yang berhak mengambil kembali.”


Iblis tidak berhenti sampai disitu. Ia meningkat lagi pada kekayaan yang lain. Ia hancurkan semua kambing milik Nabi Ayyub As, berikut tempat penggembalaannya. Ia datang ke Nabi Ayyub As seraya memberitahukan peristiwa itu,

“Angin panas telah menghancurkan kebunnya, tidak ada yang tersisa sedikitpun.”
Kata iblis sehabis merusak semua kebun milik Nabi Ayyub AS.


Apa kata Nabi Ayyub As,

“Alhamdulillah..” Kemudian beliau memuji Allah SWT dan menyanjung-Nya.

        Usaha Iblis belum berhenti sampai disitu. Ia kembali menghadap Allah SWT seraya memohon agar diberi kekuasaan untuk mencoba Nabi Ayyub AS melalui anak-anaknya.

Allah SWT berkata :

“Silakan, pergilah. Aku memberi kekuasaan penuh kepadamu untuk mencoba Ayyub melalui anak-anaknya.”

Iblis berangkat. Yang dituju adalah gedung tempat anak-anak Nabi Ayyub AS berlindung dibawahnya. Gedung itu diguncang lalu hancur menindih habis anak-anak Nabi Ayyub AS, semuanya mati. Iblis lalu memberi Nabi Ayyub AS tentang bencana yang menimpa anak-anaknya.

Apa reaksi beliau?. Nabi Ayyub AS malah beristighfar memohon ampun kepada Allah SWT. Usaha iblis tetap tidak menghasilkan apapun untuk merubah ketaatan Nabi Ayyub AS. Beliau tetap taat kepada Allah SWT dan bersyukur kepada-Nya. Iblis kembali menghadap Allah SWT seraya memohon agar diberi kekuasaan untuk mengujinya.

Allah berkata kepadanya,

“Silakan. Aku beri kekuasaan kepadamu untuk menguji melalui tubuh lisan dan akalnya. Tetapi bukan hatinya.”

Iblis segera berangkat untuk menggoda Nabi Ayyub AS. Sampai ketempat yang dituju ternyata beliau sedang bersujud. Iblis datang dari arah kepala beliau, lalu meniup kedua lubang hidungnya dengan sekali tiup. Seketika itu badan Nabi Ayyub AS serasa gatal-gatal.

Makin lama terasa semakin gatal. Nabi Ayyub AS menggaruk-garuk bagian-bagian tubuh yang gatal dengan ujung-ujung jemarinya. Tetapi belum juga hilang gatal-gatal itu.

Nabi Ayyub AS mencoba menggaruk-garuknya dengan kain kasar. Belum juga hilang gatal-gatal itu. Lalu menggunakan kerewang (pecahan genting) dan batu. Beliau tidak henti-hentinya menggaruk badannya hingga melepuh, sehingga bernanah dan berbau busuk. Masyarakat sekitarnya menganggap berbahaya terhadap penyakit yang sedang dialami Nabi Ayyub AS. Mereka sepakat mengasingkan beliau ke luar daerah. Beliau terusir ke tempat yang kotor. Mereka membuatkan untuk beliau sebuah gubuk yang hanya ditemani istrinya yang bernama Rahmah.

Meskipun demikian istri beliau, Rahmah, selalu setia melayaninya. Ia berbuat baik sekali kepadanya. Ia perlakukan suaminya penuh kasih sayang. Kebutuhan-kebutuhan makan dan minumnya selalu diperhatikan. Kaum Nabi Ayyub AS yang mendeportasi dirinya terdiri dari tiga golongan. Namun begitu semuanya masih tetap dalam keimanan semula. Mereka tidak meninggalkan agamanya.

Dalam kisah lain diriwayatkan bahwa, ada seseorang bermaksud menghadap Umar Bin Khattab hendak mengadukan perihal perangai buruk istrinya. Sampai ke rumah yang dituju orang itu menanti Umar Ra didepan pintu. Saat itu ia mendengar istri Umar mengomeli dirinya, sementara Umar sendiri hanya berdiam diri saja tanpa bereaksi.


Orang itu bermaksud balik kembali sambil melangkahkan kaki seraya bergumam,

“Kalau keadaan Amirul Mukminin saja begitu, bagaimana halnya dengan diriku.”


Bersamaan itu Umar keluar, ketika melihat orang itu hendak kembali. Umar memanggilnya, katanya:

“Ada keperluan penting ?”
Ia menjawab :
“Amirul Mukminin, kedatanganku ini sebenarnya hendak mengadukan perihal istriku lantaran suka memarahiku. Tetapi begitu aku mendengar istrimu sendiri berbuat serupa, maka aku bermaksud kembali. Dalam hati aku berkata: kalau kedaan Amirul Mukminin saja diperlakukan istrinya seperti itu, bagaimana halnya dengan diriku.”


Umar berkata kepadanya,

“Saudara, sesungguhnya aku rela menanggung perlakuan seperti itu dari istriku karena adanya beberapa hak yang ada padanya. Istriku bertindak sebagai juru masak makananku. Ia selalu membuatkan roti untukku. Ia selalu mencucikan pakaian-pakaianku. Ia menyusui anak-anakku, padahal semua itu bukan kewajibannya. Aku cukup tentram tidak melakukan perkara haram lantaran pelayanan istriku. Karena itu aku menerimanya sekalipun dimarahi.”


Kata orang itu,

“Amirul Mukminin, demikian pulakah terhadap istriku?”
Jawab Umar : “Ya, terimalah marahnya. Karena yang dilakukan istrimu tidak akan lama, hanya sebentar saja.”


Tentang kisah Asiyah lengkapnya begini :
Ketika Nabi Musa AS mengalahkan para tukang sihir Fir’aun, keimanan Asiyah semakin mantap. Keimananya kepada Allah itu sendiri sebenarnya sudah lama tertanam didalam hatinya, dan ia tidak menyatakan Fir’aun (suaminya) sebagai Tuhan. Begitu Fir’aun semakin jelas mengetahui keimanan istrinya, maka ia menjatuhkan hukuman kepadanya.

Kedua tangan dan kakinya diikat. Asiyah ditelentangkan diatas tanah yang panas, wajahnya dihadapkan kesinar matahari. Manakala para penyiksanya kembali, malaikat menutup sinar matahari sehingga siksaan itu tidak terasa. Belum cukup siksaan itu dilakukan Fir’aun, ia kembali memerintahkan algojonya supaya menjatuhkan sebongkah batu besar kedada Asiyah. Manakala Asiyah melihat batu besar itu hendak dijatuhkan kepadanya, beliau berdoa kepada Allah SWT :

ROBBI IBNILII ‘INDAKA BAITAN FIL JANNAH

“Wahai Allah SWT, Tuhanku, bangunkanlah untukku disisi-Mu sebuah gedung di Surga.” (QS. At Tahrim Ayat 11)


Segera Allah memperlihatkan sebuah bangunan gedung di surga yang terbuat dari marmer berwarna mengkilap. Asiyah sangat bergembira, lalu ruhnya keluar menyusul kemudian barulah sebongkah batu besar itu dijatuhkan pada tubuhnya sehingga beliau tidak merasakan sakit, karena jasadnya sudah tidak mempunyai nyawa.

Syekh Habib Abdullah Al Haddad mengatakan, seseorang yang sempurna adalah orang yang mempermudah hak-haknya, tetapi tidak mempermudah (meremehkan) hak-hak Allah. Sebaliknya orang yang kurang sempurna adalah orang yang diketahui berlaku sebaliknya.