Ibnu Abas mengatakan, Aku mendengar Rasulullah SAW Bersabda :
LAU ANNA IMROATAN JA’ALAT LAILAHAA QIIYAAMAN WANAHAAROHAA SHIYAAMAN WA’AAHAA ZAUJUHAA ILAA FIROOSYIHI WA TAAKHKHOROT ‘ANHU SAA’ATAN WAAHIDATAN JAAAT YAUMALQIAMATI TUSHABU BISSALAASILI WALAGHLAALI MA’ASYSYAYAATHIINI ILAA ASFALI SAAFILIINA
“Seandainya seorang istri menjadikan seluruh waktu malamnya untuk beribadah dan siangnya selalu berpuasa, sementara suaminya mengajak dia tidur bersama (yakni bersetubuh) tetapi ia terlambat sebentar saja memenuhi panggilan (ajakannya), maka kelak di hari kiamat ia datang dalam keadaan terantai dan terbelenggu, serta ia dikumpulkan bersama setan ditempat neraka yang paling bawah.” (Al-Hadis)
Perlu sekali diketahui, hendaknya seseorang apabila hendak bersetubuh menjauhkan diri dari pandangan orang lain. karena termasuk diharamkan bersetubuh dilihat orang lain. termasuk dalam kategori ini adalah persetubuhan yang dilakukan ditempat terbuka, tidak tertutup dari pandangan orang lain.
Disunahkan bagi orang yang hendak bersetubuh memulai dengan membaca Bismillahir rahmaanir rahiim, dilanjutkan membaca surat Al-Ikhlas, kemudian bertakbir dan bertahlil (yakni membaca Allahu Akbar dan Laa ilaahaa illallah). Dilanjutkan membaca:
BISMILLAHIL ‘ALIIYIL ‘ADHIMI ALLOHUMMA IJ”AL ANNUTHFATA DZURRIYYATAN THOYYIBATAN IN KUNTA QODARTA AN TUKHRIJA DZAALIKA MIN SHULBII
“Dengan nama Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Wahai Allah, jadikanlah sperma ini menjadi keturunan yang bagus kalau kehendaki keluar dari tulang rusukku.”
Rasulullah SAW mengajarkan,
LAU ANNA AHADAKUM INNA ATAA AHLAHU QOOLA :
ALLOHUMMA JANNIBNISYSYAITHOONA WA JANNIBISYSYAITHOONA MAA ROJAQTANAA
“Jika seorang diantara kamu bermaksud menyetubuhi istrinya, bacalah :
Wahai Allah jauhkanlah aku dari setan dan jauhkanlah setan dari suatu rizqi yang engkau berikan kepada kami.”
Karena jika dalam waktu persetubuhan itu menghasilkan anak, maka setan tidak akan membahayakannya.
Apabila telah mendekati ejekulasi dan maka hendaknya membaca doa dalam hati yaitu,
ALHAMDULILLAHILLADZII KHOLAQO MINALMAAI BASYARON FAJA’ALAHU NASABAN WASHIHRON WAKAANA ROBBUKA QODIIRON
“Segala puji bagi Allah dzat yang telah menciptakan manusia dari setetes air (sperma) lalu dia menjadikan dari setetes air itu keturunan dan keluarga. Dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa.”
Sewaktu bersetubuh hendaknya menghindari menghadap ke arah kiblat. hal itu semata untuk menghormati kiblat hendaknya dalam persetubuhan antara laki-laki dan perempuan ditutup dengan selimut. Hendaknya seorang istri jangan berpuasa (sunah) selain telah memperoleh izin suaminya. Kalaupun tetap berpuasa tanpa mendapatkan izinnya maka puasanya tidak diterima, kendati ia lapar dan dahaga saja. Seorang istri hendaknya pula jangan keluar rumah kecuali memperoleh izin suami. Kalau terpaksa keluar rumah tanpa memperoleh izinnya maka para malaikat yang ada dilangit melaknatinya, demikian pula para malaikat yang bertugas di bumi, malaikat rahmat dan malaikat juru siksa. Hal itu terus berlangsung hingga dirinya bertaubat atau kembali kerumahnya. Bahaya itu akan berlaku menimpa dirinya sekalipun suaminya seorang yang aniaya.
Abdullah alwasiti bercerita bahwa pernah di arafah aku melihat seorang perempuan ia berkata,
“Barangsiapa mendapat petunjuk Allah maka takkan ada yang dapat menyesatkanya, Barangsiapa disesatkan Allah maka tidak ada orang yang akan menunjukannya.”
Tahulah aku bahwa perempuan itu seorang tersesat jalan. Aku bertanya,
“Wahai perempuan dari mana asalmu?”
Ia menjawab,
“Maha suci Allah Dzat yang telah meng Isra’ kan hambanya pada suatu malam dari masjidil haram ke masjidil aqsho.”
Tahulah aku bahwa perempuan itu berasal dari muqodas. Aku bertanya,
“Untuk keperluan apa kedatanganmu kemari?”
Ia menjawab,
“Diwajibkan oleh Allah atas manusia menunaikan haji bagi orang yang mampu menempuh perjalanannya.”
Aku bertanya,
“Kau punya suami?”
Ia menjawab,
“Janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan dengan masalah ltu!”
Aku bertanya,
“Apa kau bersedia naik unta?”
Ia menjawab,
“Perkara apa saja dari kebaikan yang kamu kerjakan maka Allah mengetahuinya.”
Manakala perempuan itu hendak menaiki kuda, Ia berkata,
“Katakanlah kepada orang-orang yang beriman agar menundukan pandangan mereka!”
Maka akupun berpaling dari memandanginya. Setelah berada di punggung kendaraan kembali.
Aku bertanya,
“Siapa namamu?” dan “Ceritakanlah kisah mariam didalam Al-Qur’an?” Jawabnya.
Aku bertanya,
“Kau punya anak?”
Ia menjawab,
“Berwasiatlah ibrahim dengan milat itu kepada anak-anaknya dan Yaqub.”
Akupun mengerti bahwa ia mempunyai beberapa anak. Aku melanjutkan pertanyaan,
“Siapa nama mereka?”
Ia menjawab,
“Dan Allah berfirman kepada Musa dengan firman-firman-Nya. Dan Allah menjadikan Ibrahim sebagai kekasih (pilihan). Hai Daud, sesungguhnya kami menjadikan kamu kholifah di muka bumi.” (jadi nama anak-anak mereka adalah Musa, Ibrahim, dan Daud)
Aku bertanya,
“Ke daerah mana aku dapat menjumpai mereka?”
Ia menjawab,
“Dan beberapa tanda, dengan bintang mereka diberi petunjuk jalan.”
Akupun mengerti bahwa perempuan itu termasuk salah seorang yang ada dalam rombongan pengendara unta.
Aku melanjutkan,
“Mariam beberapa hari ini kau belum makan apa-apa?”
Ia menjawab,
“Sesungguhnya aku bernadzar kepada Tuhan Ar rahman untuk berpuasa.”
Manakala aku telah sampai ketempat anak-anaknya dan mereka melihat ibundanya mereka menangis seketika, perempuan itu berkata, “Salah seorang di antara kamu pergilah kekota dengan membawa uang untuk berbelanja.”
Aku bertanya kepada anak-anaknya tentang ibundanya itu.
Mereka menjawab, “sesungguhnya dia sudah tiga hari ini tersesat jalan. Ia bernadzar tidak akan berbicara apa-apa kecuali menggunakan bahasa Al Qur’an.”
Setelah itu aku bertanya kepada mereka, begitu melihat bahwa mereka menangis semua.
Mereka menjawab, “sesungguhnya ia dalam keadaan nadzar.”
Maka akupun buru-buru masuk menjumpainya dan bertanya kepadanya mengenai keadaan yang dialami.
Perempuan itu menjawab, “Dan sakaratul maut datang dengan nyata.”
Setelah kematiannya malamnya aku bermimpi bertemu dengan perempuan itu.
Aku bertanya, “Dimana kamu sekarang?”
Ia menjawab, “Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa ditempatkan dalam Surga dan sungai-sungai, ditempat yang disenangi disisi Tuhan Yang Berkuasa.”
Diriwayatkan dari Rasulullah SAW bahwa beliau bersabda :
“Sesungguhnya istri yang mentaati suaminya dimohonkan ampunan oleh burung-burung yang terbang diudara, ikan-ikan yang ada di air dan para Malaikat yang ada di langit, selagi istri itu berada dalam keridhoan suaminya.” (Al-Hadis)
Di baghdad ada seorang laki-laki menikah dengan anak putri pamannya sendiri. Dalam pernikahan itu ia berjanji tidak akan menikah lagi dengan wanita lain. Suatu hari ada seorang perempuan datang (belanja) ke tokonya. Ia meminta lelaki itu untuk menikahi dirinya. Lelaki itupun bercerita apa adanya, bahwa dia telah mengikat janji dengan istrinya (anak pamannya) untuk tidak akan menikah lagi dengan wanita lain.
Tetapi perempuan itu terus mendesak dirinya, hingga dirinya rela sekalipun hanya digilir pada hari jum’at. Lelaki itupun menikahinya. Masa itu telah berlalu, hingga sampai memasuki kedelapan bulan dalam pernikahannya dengan wanita lain, istrinya mulai curiga. Ia tidak menyukai tingkah suaminya yang mulai tidak beres. Ia memerintahkan pembantunya supaya menyelidiki suaminya.
Menjelang hari jum’at, suaminya keluar, istrinya meminta pembantunya untuk mengawasi dari jauh, ke mana tujuannya. Ternyata ia masuk kerumah seorang perempuan. Pembantu tadi terus malakukan penyelidikan, ia bertanya kepada salah seorang tetangga perempuan itu. Jawabnya, bahwa lelaki itu telah menikahinya beberapa bulan yang lalu.
Tuan putrinya diberitahu bahwa, suaminya telah menikah lagi dengan perempuan lain.
Ia berkata,
“Kamu jangan menyebarkan rahasia ini kepada siapapun.”
Manakala lelaki itu telah mati (yakni suami dari istri anak pamannya), ia mengutus pembantunya supaya mengantarkan uang sebanyak 500 dinar kepada istrinya yang kedua.
Pergilah kerumahnya dan katakan kepadanya “Semoga Allah menambah pahalamu menjadi lebih besar. Sesungguhnya suamimu telah mati. Ia meninggalkan uang sebanyak 8000 dinar. Yang tujuh ribu dinar diberikan kepada anaknya. Yang 1000 dinar lagi dibagi dua antara aku dan kamu.”
Ketika istri mudanya mendapat penjelasan itu, ia menolak pemberian uang dari istri tua. Ia berkata kepada pembantunya,
“Kembalikan uang itu padanya. Aku tidak akan mengambil maskawin dari padanya, dan aku tidak ingin mengambil tinggalan apapun dari padanya.”
Tersebut dalam riwayat, kelanjutan hadis diatas :
AYYUMAMRA-ATIN ‘ASHOT ZAUJAHAA FA’ALAIHAA LA’NATULLAAHI WAL MALAA- IKAATIWANNAASI AJMA’IINA
“Mana saja istri yang berbuat durhaka kepada suaminya, maka ia memperoleh laknat Allah, para malaikat, dan semua manusia.”
Imam Ali bin abu thalib berkata, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda :
“Seandainya seorang istri membawa makanan yang digoreng dan yang direbus dikedua tangannya lalu, diletakkan (disiapkan) untuk suaminya, tetapi suaminya tidak meridhoinya, maka dihari kiamat kelak istri itu akan dikumpulkan bersama golongan Yahudi dan Nashrani.”
Abdullah bin mas’ud mengatakan bahwa, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda :
AYYUMAMRA-ATIN ‘ABASAT FII WAJHI ZAUJIHAA ILLAA QAAMAT MIN QABRIHAAMUSWADDATALWAJHI
“Mana saja istri yang bermuka masam didepan suaminya, kelak ia dibangkitkan dari kuburnya dalam keadaan berwajah hitam.”
Dari ‘usman bin ‘affan Ra berkata, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda :
MAA KHARAJAT IMRA-ATUMMINBAITI ZAUJIHAA BI GHAIRI IDZNIHI ILLAA LA’ANAHAA KULLU SYAI-IN THALA’AT ‘ALAIHISYSYAMSU HATTAL HIITAANI FIL BAHRI
“Tidaklah seorang istri keluar dari rumah suaminya tanpa mendapat restunya, kecuali dilaknati oleh segala sesuatu yang tersiram matahari, hingga termasuk ikan-ikan yang ada dilaut.” (Al-Hadis)
Ummul mu’minin ‘aisyah ra berkata :
YAA MA’SYARANNISAA LAU TA’LAMNA BI HAQQI AZWAAJIKUNNA ‘ALAIKUNNALAJA’ALATILMAR- ATU MINKUNNA TAMSAhULGHUBAARA ‘AN QADAMA ZAUJIHAA BUhURRI WAJHIHAA
“Wahai kaum wanita, seandainya kamu akan mengetahui hak-hak suamimu atas dirimu, niscaya kamu akan bersedia membersihkan debu ditelapak kaki suaminya dengan sebagian wajahnya.”
Tersebut dalam riwayat Al Bazzar dari ‘aisyah ra bahwa beliau berkata,
Aku bertanya kepada Rasulullah SAW, “Siapa orang yang paling besar hak-haknya atas wanita?”
Beliau menjawab, “Suaminya”.
Aku melanjutkan, “Siapa orang yang paling besar hak-haknya atas seorang laki-laki?”. Beliau menjawab, “Ibunya.”
Rasulullah SAW Bersabda :
“Ada tiga macam orang yang mana Allah tidak berkenan menerima sholatnya, kebajikannya tidak dibawa naik kelangit. Yaitu:
1) Budak yang lari dari tuannya hingga kembali,
2) Istri yang dimarahi suaminya hingga mendapat ridhonya,
3) Pemabuk hingga sadar (dari mabuknya).”
Riwayat Ibnu huzaimah, ibnu hibban dan al baihaqqi dari jabir
Rasulullah SAW bersabda ketika mengingatkan kaum wanita (istri):
IDZAA QAALATIL MAR-ATU LIZAUJIHA MAA RA-AITU MINKA KHAIRUNQATHTHU FAQAD HABITHA ‘AMALUHA
“Apabila seorang istri berkata pada suaminya: 'Sama sekali aku tidak pernah melihat kamu berbuat baik'. Maka benar-benar telah terhapuslah amalnya.” (Riwayat ibnu adi dan ibnu ‘asakir dan ‘aisyah)
Thalhah bin ubaidillah Ra mengatakan bahwa, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda :
“Mana saja perempuan (istri) yang berkata pada suaminya: 'Sama sekali aku belum pernah melihat engkau berbuat baik', Kecuali Allah memutuskan rahmat baginya kelak di hari kiamat.” (Al-Hadis)
Rasulullah SAW Bersabda :
“Mana saja istri yang menuntut cerai suaminya tanpa ada perkara yang memperbolehkannya sama sekali (yakni alasan yang jelas), maka haram baginya menikmati bau harumnya Surga (yakni terhalang penciumannya pada bau Surga).” (Diriwayatkan oleh Ahmad, abu daud, At turmudzi, Ibnu Mahaj, Ibnu Hibban, Al hakim dari tsauban)
Abu bakar As sidiq Ra mengatakan, aku mendengar bahwa Rasulullah SAW Bersabda :
“Apabila seorang istri berkata pada suaminya: 'Ceraikanlah aku', Maka kelak dihari kiamat ia datang dengan membawa wajah tanpa terbalut daging, sementara lidahnya menjulur keluar dari langit-langit mulut dan ia turun menuju tengah-tengah jurangnya neraka, kendati ia selalu berpuasa dan beribadah diwaktu malamnya.”
Rasulullah SAW Bersabda :
INNALLAAHA LAA YANDZURU ILAA IMRA- ATIN LAA TASYKURU ZAUJAHAA
“Sesungguhnya Allah tak mau memperhatikan seseorang istri yang tidak mau bersyukur kepada suaminya.”
Rasulullah SAW Bersabda :
LAA YANDZURULLAAHU TABAARAKA WATA’AALAA ILAA IMRA-ATIN LAA TASYKUR LIZAUJIHAA WAHIYA LAA TSTAGHNII ‘ANHU
“Allah tidak mau memperhatikan seseorang istri yang menolak bersyukur kepada suaminya, padahal ia tetap membutuhkan suaminya.”
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, aku mendengar bahwa Rasulullah SAW Bersabda :
“Seandainya seorang istri mempunyai kekayaan seperti yang dikuasai Sulaiman bin daud, dan suaminya ikut makan hartanya itu, kemudian istrinya berkata kepadanya: 'Mana harta milikmu!', kecuali Allah akan menghapus amalnya (amal istri) selama empat puluh tahun.”
Usman bin ‘affan berkata, aku mendengar Rasulullah SAW Bersabda :
“Seandainya seorang istri mempunyai sejumlah harta kekayaan sebanyak isi dunia dan memberikan Semua kekayaan itu pada suaminya, dan setelah berlalu beberapa saat lalu diungkit-ungkitnya, kecuali Allah akan menghapus semua amalnya dan akan mengumpulkannya bersama dengan Qorun.”